Halaman

    Social Items

      
Beberapa pekan terakhir, Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) tengah serius buat persiapan proyek misi perjalanan luar angkasa ke sebuah asteroid raksasa berdiameter 223 kilometer. Asteroid yang mengorbit di matahari itu terdapat di kumpulan sabuk asteroid pada planet Mars dan Jupiter. NASA tertarik berkunjung ke asteroid bernama 16 Pysche itu karena tersusun atas besi, nikel, dan logam lainnya. Ini berbeda bersama asteroid terhadap biasanya yang tersusun atas mineral silikat (tipe-S) atau senyawa berkarbon (tipe-C). Kesimpulan itu diambil alih sehabis pengalaman pelalui teleskop. Komposisi yang sedikit tak umum sudah mengakibatkan para ilmuwan luar angkasa menduga bahwa 16 Psyche adalah sebuah planet yang belum masak dan cuma menyisakan intinya saja (core planet) kala kehilangan susunan terluar sehabis bertabrakan bersama benda angkasa lainnya miliaran tahun lalu. Dugaan inilah yang mengakibatkan ilmuwan NASA terlalu tertarik untuk meneliti lebih jauh. Dengan mempelajarinya dari dekat, mereka berharap dapat mengutarakan fase awal terbentuknya tata surya sekaligus menyadari mengisi dalam inti bumi itu sendiri. "Kita tidak dapat berkunjung ke inti bumi karena tekanan dan suhu yang terlalu tinggi," kata Jim Bell ilmuwan planet dari Arizona State University sekaligus wakil peneliti utama misi Psyche NASA sebagaimana diinformasikan oleh NBC News. "Hal yang sama berlaku untuk inti Mars, bulan, dan planet-planet lainnya. Tapi kita beruntung. Kami pikir ada inti di luar sana, di sabuk asteroid yang terbuka untuk kita lihat. ” ujar Bell menjelaskan. Dipimpin oleh Arizona State University, NASA sudah buat persiapan pesawat luar angkasa Psyche bertenaga surya untuk diberangkatkan ke asteroid 16 Pysche yang berjarak 750 juta kilometer dari bumi terhadap Agustus 2022 mendatang. Pesawat dijadwalkan tiba di obyek terhadap 31 Januari 2026. Selama 21 bulan, pesawat dapat memetakan permukaan dan komposisi kimia, mengukur kemampuan medan magnet, serta mengambil alih citra asteroid bersama kamera beresolusi tinggi.  Saat ini perangkat pesawat luar angkasa dan penunjang lainnya dalam step pengujian ketat sebelum dikirim ke Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat, untuk diluncurkan. Asteroid 16 Pysche sebetulnya sudah lama ditemukan. Keberadaannya pertama kali dideteksi oleh astronom Italia Annibale de Gasparis terhadap 1852. Nama Psyche sendiri diambil alih dari mitologi Yunani. Di sisi lain, asteroid raksasa yang kaya dapat unsur logam ini terhitung menjadi bahan percakapan hangat di kalangan usaha tambang. Pasalnya, 16 Psyche dipercayai menaruh logam mahal seperti emas dan platinum. Nilainya dipercayai dapat menyentuh angka 700 dolar quintillion. Jika satu triliun terdiri dari 12 nol, dan satu dwiyar (quadrillion) terdiri dari 15 nol, maka dalam satu quintillion berjejer 18 nol. Seandainya duit sebanyak itu dibagikan seutuhnya ke masyarakat bumi yang berjumlah 7,6 miliar orang, maka per kepala dapat mendapat duit lebih kurang 93 miliar dolar. Presiden Royal Astonomical Society John Zarnecki berpendapat penambangan komersil di asteroid 16 Psyche dapat dilaksanakan dalam puluhan tahun ke depan. "Pendapat saya, bisa saja butuh 25 tahun untuk membuahkan 'bukti konsep', dan 50 tahun untuk mengawali pertambangan komersial. Tetapi ada begitu banyak ketidakpastian. Tergantung perekonomian dan kemajuan teknologi area angkasa," papar Zarnecki.  Menghancurkan Nilai Komoditas  Ada yang pesimistis bahwa 16 Pysche dapat mendatangkan kekayaan melimpah bagi masyarakat bumi. Malahan, kecuali semua kekayaan emas dari asteroid selanjutnya diboyong ke bumi, nilai komoditas logam mulia dapat hancur dan ekonomi dapat runtuh. Mengapa demikian? Noah Smith, asisten profesor keuangan dari Stony Brook University dalam opininya untuk Bloomberg menunjukkan bahwa membanjirnya emas di pasaran justru dapat mengakibatkan kerusakan harga logam mulia yang selama ini dijual mahal karena eksklusif dan tak melimpah. Ditambah lagi, pasokan emas melimpah belum tentu berbanding lurus bersama tingginya permintaan. Anjloknya nilai emas karena surplus pasokan dulu terjadi waktu Spanyol menaklukkan Amerika Selatan dan Tengah terhadap abad ke-16 dan menemukan cadangan emas dan perak dalam jumlah besar. Emas langsung dikirim ke Eropa untuk menopang anggaran membeli perang (sebagian besar untuk perang). Karena emas dan perak terhitung dipakai sebagai alat pembayaran, limpahan emas perak asal Amerika latin ini jadi mengakibatkan penurunan nilai mata uang. Walhasil, tingkat inflasi naik, identik kala negara mencetak dan mengedarkan terlalu banyak duit untuk menopang perekonomian (dan perang) sebagaimana yang terjadi terhadap Jerman terhadap Perang Dunia I.  Alasan lain yang lebih mendasar mengapa asteroid emas raksasa kemungkinannya sangat kecil mengakibatkan masyarakat bumi kaya raya adalah fakta bahwa lebih dari satu besar kekayaan tidak berasal dari logam mulia, namun dari kemampuan manusia untuk menciptakan hal-hal yang memuaskan keinginan. Sebuah pabrik yang memproduksi baja, catat Smith, punyai kekayaan yang nyata ketimbang orang yang punyai baja semata. Dengan alat produksi, baja diolah menjadi suku cadang mobil, bahan bangunan, dan barang-barang lainnya. Pendeknya, anggapan dan ketrampilan manusia terhitung merupakan bentuk kekayaan yang hakiki. Karena dari situlah lahir bervariasi gagasan yang dapat beri tambahan nilai terhadap suatu barang atau jasa. "Jika Anda menginginkan kaya, jangan acuhkan bagaimana cara merebut sumber kekuatan yang langka. Pikirkan perihal bagaimana memanfaatkan sumber kekuatan bersama cara yang inovatif untuk mengakibatkan suatu hal yang terlalu diinginkan atau dibutuhkan orang." tulis Smith.  Akan Dimonopoli Pemain Besar? Meski begitu, perusahaan mana pun yang nantinya dapat menemukan sumber kekuatan berharga tinggi di asteroid adalah mereka yang paling diuntungkan. Monopoli sangat mungkin mereka membatasi pasokan agar harga senantiasa tinggi di pasaran. Scott Moore, CEO Eurosun Mining yang bermarkas di Toronto Kanada, menunjukkan bahwa asteroid sebetulnya berpotensi menjadi sasaran penambangan di era depan. Apalagi sumber kekuatan di planet bumi kian tidak tebal dan kesibukan pertambangan terbukti sudah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.  "Empat sampai lima juta ons emas yang dibawa ke pasar setiap tahun tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan bersama apa yang ada di antariksa sana," ujar More kepada Oil Price menanggapi keberadaan asteroid 16 Pysche. Pendapat Moore diamini oleh Mitch Hunter Scullion, pendiri Asteroid Mining Corporation yang berbasis di Inggris. "Ini dapat menjadi industri besar. Begitu kita membangun infrastruktur, kemungkinannya tak terbatas. Uangnya luar biasa besar bagi mereka yang rela terima tantangan," kata Sculiion. Dalam lebih dari satu tahun paling akhir penambangan luar angkasa sudah dirintis lebih dari satu perusahaan besar dan pemodal ventura. Salah satunya Planetary Resources, sebuah perusahaan tambang luar angkasa yang didirikan oleh duo Larry Page dari Google dan Bryan Johnson dari Braintree. Pada Januari 2018, Planetary Resources meluncurkan Arkyd-6 CubeSat, sebuah satelit eksperimen yang didesain untuk mendeteksi keberadaan air di asteroid. Pada 2017, perusahaan swasta asal AS seperti Moon Express memberitakan dapat membangun pangkalan robot untuk menambang di kutub selatan bulan terhadap 2020 mendatang. Mereka buat persiapan pesawat luar angkasa MX Robotic yang didesain untuk mengangkut dan membongkar muatan hasil tambang.  "Anda tidak dapat berpikiran penambangan luar angkasa sebagai suatu hal yang tiba-tiba dapat terjadi dalam 25 atau 50 tahun," ujar Moore lagi. "Ini sudah terjadi dari perspektif investasi. Dan sabuk asteroid sekedar keliru satu faktor dari pasar ini. Seluruh pasar luar angkasa international sudah berharga ratusan miliar. ” Sejauh ini, lebih dari satu perusahaan dari Cina, Luksemburg, Jepang, dan Amerika Serikat sudah mengawali menjajaki tambang sumber kekuatan alam di benda-benda luar angkasa.

      Beberapa pekan terakhir, Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) tengah serius buat persiapan proyek misi perjalanan luar angkasa ke sebuah asteroid raksasa berdiameter 223 kilometer. Asteroid yang mengorbit di matahari itu terdapat di kumpulan sabuk asteroid pada planet Mars dan Jupiter. NASA tertarik berkunjung ke asteroid bernama 16 Pysche itu karena tersusun atas besi, nikel, dan logam lainnya. Ini berbeda bersama asteroid terhadap biasanya yang tersusun atas mineral silikat (tipe-S) atau senyawa berkarbon (tipe-C). Kesimpulan itu diambil alih sehabis pengalaman pelalui teleskop. Komposisi yang sedikit tak umum sudah mengakibatkan para ilmuwan luar angkasa menduga bahwa 16 Psyche adalah sebuah planet yang belum masak dan cuma menyisakan intinya saja (core planet) kala kehilangan susunan terluar sehabis bertabrakan bersama benda angkasa lainnya miliaran tahun lalu. Dugaan inilah yang mengakibatkan ilmuwan NASA terlalu tertarik untuk meneliti lebih jauh. Dengan mempelajarinya dari dekat, mereka berharap dapat mengutarakan fase awal terbentuknya tata surya sekaligus menyadari mengisi dalam inti bumi itu sendiri. "Kita tidak dapat berkunjung ke inti bumi karena tekanan dan suhu yang terlalu tinggi," kata Jim Bell ilmuwan planet dari Arizona State University sekaligus wakil peneliti utama misi Psyche NASA sebagaimana diinformasikan oleh NBC News. "Hal yang sama berlaku untuk inti Mars, bulan, dan planet-planet lainnya. Tapi kita beruntung. Kami pikir ada inti di luar sana, di sabuk asteroid yang terbuka untuk kita lihat. ” ujar Bell menjelaskan. Dipimpin oleh Arizona State University, NASA sudah buat persiapan pesawat luar angkasa Psyche bertenaga surya untuk diberangkatkan ke asteroid 16 Pysche yang berjarak 750 juta kilometer dari bumi terhadap Agustus 2022 mendatang. Pesawat dijadwalkan tiba di obyek terhadap 31 Januari 2026. Selama 21 bulan, pesawat dapat memetakan permukaan dan komposisi kimia, mengukur kemampuan medan magnet, serta mengambil alih citra asteroid bersama kamera beresolusi tinggi.

        Saat ini perangkat pesawat luar angkasa dan penunjang lainnya dalam step pengujian ketat sebelum dikirim ke Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat, untuk diluncurkan. Asteroid 16 Pysche sebetulnya sudah lama ditemukan. Keberadaannya pertama kali dideteksi oleh astronom Italia Annibale de Gasparis terhadap 1852. Nama Psyche sendiri diambil alih dari mitologi Yunani. Di sisi lain, asteroid raksasa yang kaya dapat unsur logam ini terhitung menjadi bahan percakapan hangat di kalangan usaha tambang. Pasalnya, 16 Psyche dipercayai menaruh logam mahal seperti emas dan platinum. Nilainya dipercayai dapat menyentuh angka 700 dolar quintillion. Jika satu triliun terdiri dari 12 nol, dan satu dwiyar (quadrillion) terdiri dari 15 nol, maka dalam satu quintillion berjejer 18 nol. Seandainya duit sebanyak itu dibagikan seutuhnya ke masyarakat bumi yang berjumlah 7,6 miliar orang, maka per kepala dapat mendapat duit lebih kurang 93 miliar dolar. Presiden Royal Astonomical Society John Zarnecki berpendapat penambangan komersil di asteroid 16 Psyche dapat dilaksanakan dalam puluhan tahun ke depan. "Pendapat saya, bisa saja butuh 25 tahun untuk membuahkan 'bukti konsep', dan 50 tahun untuk mengawali pertambangan komersial. Tetapi ada begitu banyak ketidakpastian. Tergantung perekonomian dan kemajuan teknologi area angkasa," papar Zarnecki.

Menghancurkan Nilai Komoditas

Ada yang pesimistis bahwa 16 Pysche dapat mendatangkan kekayaan melimpah bagi masyarakat bumi. Malahan, kecuali semua kekayaan emas dari asteroid selanjutnya diboyong ke bumi, nilai komoditas logam mulia dapat hancur dan ekonomi dapat runtuh. Mengapa demikian? Noah Smith, asisten profesor keuangan dari Stony Brook University dalam opininya untuk Bloomberg menunjukkan bahwa membanjirnya emas di pasaran justru dapat mengakibatkan kerusakan harga logam mulia yang selama ini dijual mahal karena eksklusif dan tak melimpah. Ditambah lagi, pasokan emas melimpah belum tentu berbanding lurus bersama tingginya permintaan. Anjloknya nilai emas karena surplus pasokan dulu terjadi waktu Spanyol menaklukkan Amerika Selatan dan Tengah terhadap abad ke-16 dan menemukan cadangan emas dan perak dalam jumlah besar. Emas langsung dikirim ke Eropa untuk menopang anggaran membeli perang (sebagian besar untuk perang). Karena emas dan perak terhitung dipakai sebagai alat pembayaran, limpahan emas perak asal Amerika latin ini jadi mengakibatkan penurunan nilai mata uang. Walhasil, tingkat inflasi naik, identik kala negara mencetak dan mengedarkan terlalu banyak duit untuk menopang perekonomian (dan perang) sebagaimana yang terjadi terhadap Jerman terhadap Perang Dunia I.

Alasan lain yang lebih mendasar mengapa asteroid emas raksasa kemungkinannya sangat kecil mengakibatkan masyarakat bumi kaya raya adalah fakta bahwa lebih dari satu besar kekayaan tidak berasal dari logam mulia, namun dari kemampuan manusia untuk menciptakan hal-hal yang memuaskan keinginan. Sebuah pabrik yang memproduksi baja, catat Smith, punyai kekayaan yang nyata ketimbang orang yang punyai baja semata. Dengan alat produksi, baja diolah menjadi suku cadang mobil, bahan bangunan, dan barang-barang lainnya. Pendeknya, anggapan dan ketrampilan manusia terhitung merupakan bentuk kekayaan yang hakiki. Karena dari situlah lahir bervariasi gagasan yang dapat beri tambahan nilai terhadap suatu barang atau jasa. "Jika Anda menginginkan kaya, jangan acuhkan bagaimana cara merebut sumber kekuatan yang langka. Pikirkan perihal bagaimana memanfaatkan sumber kekuatan bersama cara yang inovatif untuk mengakibatkan suatu hal yang terlalu diinginkan atau dibutuhkan orang." tulis Smith.

Akan Dimonopoli Pemain Besar? 

Meski begitu, perusahaan mana pun yang nantinya dapat menemukan sumber kekuatan berharga tinggi di asteroid adalah mereka yang paling diuntungkan. Monopoli sangat mungkin mereka membatasi pasokan agar harga senantiasa tinggi di pasaran. Scott Moore, CEO Eurosun Mining yang bermarkas di Toronto Kanada, menunjukkan bahwa asteroid sebetulnya berpotensi menjadi sasaran penambangan di era depan. Apalagi sumber kekuatan di planet bumi kian tidak tebal dan kesibukan pertambangan terbukti sudah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.

"Empat sampai lima juta ons emas yang dibawa ke pasar setiap tahun tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan bersama apa yang ada di antariksa sana," ujar More kepada Oil Price menanggapi keberadaan asteroid 16 Pysche. Pendapat Moore diamini oleh Mitch Hunter Scullion, pendiri Asteroid Mining Corporation yang berbasis di Inggris. "Ini dapat menjadi industri besar. Begitu kita membangun infrastruktur, kemungkinannya tak terbatas. Uangnya luar biasa besar bagi mereka yang rela terima tantangan," kata Sculiion. Dalam lebih dari satu tahun paling akhir penambangan luar angkasa sudah dirintis lebih dari satu perusahaan besar dan pemodal ventura. Salah satunya Planetary Resources, sebuah perusahaan tambang luar angkasa yang didirikan oleh duo Larry Page dari Google dan Bryan Johnson dari Braintree. Pada Januari 2018, Planetary Resources meluncurkan Arkyd-6 CubeSat, sebuah satelit eksperimen yang didesain untuk mendeteksi keberadaan air di asteroid. Pada 2017, perusahaan swasta asal AS seperti Moon Express memberitakan dapat membangun pangkalan robot untuk menambang di kutub selatan bulan terhadap 2020 mendatang. Mereka buat persiapan pesawat luar angkasa MX Robotic yang didesain untuk mengangkut dan membongkar muatan hasil tambang.

"Anda tidak dapat berpikiran penambangan luar angkasa sebagai suatu hal yang tiba-tiba dapat terjadi dalam 25 atau 50 tahun," ujar Moore lagi. "Ini sudah terjadi dari perspektif investasi. Dan sabuk asteroid sekedar keliru satu faktor dari pasar ini. Seluruh pasar luar angkasa international sudah berharga ratusan miliar. ” Sejauh ini, lebih dari satu perusahaan dari Cina, Luksemburg, Jepang, dan Amerika Serikat sudah mengawali menjajaki tambang sumber kekuatan alam di benda-benda luar angkasa.

 

Asteroid emas sekalipun jika jatuh kebumi tidak akan membuat kita kaya.